Langganan
Sekarang, Diskon
50

*Syarat & Ketentuan berlaku

Isi Konten

Surgical Safety Checklist
Home » Bisnis » Surgical Safety Checklist, Definisi dan Penerapannya

Isi Konten

Surgical Safety Checklist, Definisi dan Penerapannya

Kesalahan lokasi, prosedur, bahkan identitas pasien merupakan salah satu risiko yang kerap terjadi dalam proses pelayanan di klinik. Risiko ini dapat menyebabkan cedera atau bahkan komplikasi pada pasien. Salah satu upaya untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan adalah dengan menerapkan Surgical Safety Checklist. Surgical Safety Checklist adalah daftar periksa yang digunakan untuk memastikan keamanan pasien selama operasi. Pada artikel ini, kita akan membahas apa itu Surgical Safety Checklist dan bagaimana proses penerapannya.


Apa itu
Surgical Safety Checklist?

Surgical Safety Checklist adalah alat yang digunakan untuk meningkatkan keamanan pembedahan dengan mengurangi risiko kesalahan yang daftar hal-hal yang diperiksa oleh tim bedah sebelum, selama, dan setelah pembedahan untuk memastikan bahwa semua hal yang diperlukan telah dilakukan untuk meminimalisasi risiko komplikasi.

Surgical Safety Checklist dikembangkan oleh WHO pada tahun 2008 dan telah terbukti mengurangi risiko kematian dan komplikasi akibat operasi hingga 30%. Checklist ini telah digunakan oleh tim bedah di rumah sakit di seluruh dunia.

Surgical Safety Checklist dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

  1. Sign-in: Checklist pada bagian ini ini diselesaikan sebelum pasien diberikan anestesi. Daftar pemeriksaan yang terdapat di bagian ini mencakup hal-hal seperti konfirmasi identitas pasien, lokasi pembedahan, dan prosedur pembedahan. 
  2. Time-out: Checklist pada bagian ini diselesaikan sebelum insisi bedah dibuat. Daftar pemeriksaan pada bagian ini mencakup hal-hal seperti mengkonfirmasi kembali identitas pasien, lokasi operasi, dan prosedur pembedahan. Tim juga meninjau riwayat kesehatan dan alergi pasien, dan memastikan bahwa semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan sudah tersedia. 
  3. Sign-out: Checklist ini diisi setelah selesainya operasi. Daftar pada bagian ini mencakup hal-hal seperti penghitungan semua spons dan instrumen yang digunakan selama operasi, dan memastikan bahwa pasien diposisikan dan dibawa ke ruang pemulihan dengan benar.


Daftar periksa keselamatan bedah adalah alat sederhana namun efektif yang dapat membantu meningkatkan keamanan pembedahan bagi semua pasien.

 

Contoh Surgical Safety Checklist berdasarkan Standar WHO

Contoh Surgical Safety Checklist berdasarkan Standar WHO.


Manfaat Penggunaan
Surgical Safety Checklist

Manfaat penggunaan surgical safety Checklist antara lain:

  1. Menurunkan risiko kematian dan komplikasi pasca operasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan surgical safety Checklist dapat menurunkan risiko kematian pasca operasi sebesar 30% dan risiko komplikasi pasca operasi sebesar 40%. 
  2. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi tim bedah. Checklist ini membantu tim bedah untuk berkomunikasi dan berkoordinasi secara efektif, sehingga dapat mengurangi risiko kekeliruan. 
  3. Meningkatkan keselamatan pasien secara keseluruhan. Checklist ini dapat membantu mencegah berbagai kesalahan dan komplikasi, termasuk kesalahan identitas pasien, kesalahan prosedur, dan risiko infeksi.


Cara Menerapkan
Surgical Safety Checklist

Untuk menerapkan Checklist ini, harus ada penanggung jawab atau koordinator Checklist. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, Checklist dibagi menjadi tiga fase, masing-masing sesuai dengan periode waktu tertentu dalam alur normal suatu prosedur—periode sebelum anestesi (sign-in), periode setelah induksi dan sebelum insisi bedah (time-out), dan periode selama atau segera setelah penutupan luka bedah tetapi sebelum memindahkan pasien dari ruang operasi (sign-out). Di setiap fase, koordinator Checklist harus diizinkan untuk mengkonfirmasi bahwa tim telah menyelesaikan tugasnya sebelum proses dilanjutkan. Berikut ilustrasi penerapan Surgical Safety Checklist:

  1. Sebelum induksi anestesi, Koordinator Checklist akan secara verbal meninjau dengan ahli anestesi dan pasien (jika mungkin) bahwa identitas pasien telah dikonfirmasi, bahwa prosedur dan lokasi sudah benar, dan bahwa persetujuan untuk operasi telah diberikan. Koordinator akan memvisualisasikan dan secara verbal mengkonfirmasi bahwa lokasi operasi telah ditandai (jika sesuai) dan akan meninjau dengan ahli anestesi risiko pasien kehilangan darah, kesulitan jalan napas, dan reaksi alergi, serta apakah mesin anestesi dan pemeriksaan keamanan obat telah diselesaikan.
  2. Sebelum insisi bedah, setiap anggota tim akan memperkenalkan diri dengan nama dan peran. Jika sudah menjalani hari operasi bersama, tim dapat dengan mudah mengkonfirmasi bahwa semua orang di ruangan itu saling mengenal. Tim akan mengkonfirmasi dengan lantang bahwa mereka melakukan operasi yang benar pada pasien dan lokasi yang benar dan kemudian secara verbal meninjau satu sama lain, secara bergantian, elemen-elemen penting dari rencana mereka untuk operasi, menggunakan Checklist sebagai panduan. Mereka juga akan mengkonfirmasi bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan dalam 60 menit terakhir dan pencitraan penting ditampilkan, jika sesuai.
  3. Sebelum meninggalkan ruang operasi, tim akan meninjau operasi yang dilakukan, penyelesaian penghitungan spons dan instrumen, dan pelabelan spesimen bedah yang diperoleh. Ini juga akan meninjau segala malfungsi atau masalah peralatan yang perlu ditangani. Terakhir, tim akan membahas rencana dan masalah utama terkait manajemen dan pemulihan pasca operasi sebelum memindahkan pasien dari ruang operasi.


Sampai anggota tim terbiasa dengan langkah-langkah yang terlibat, koordinator
Checklist kemungkinan harus membimbing tim-tim terkait.


Kaitan
Surgical Safety Checklist dan Akreditasi Klinik

Surgical Safety Checklist adalah salah satu standar yang harus dipenuhi oleh klinik untuk mendapatkan akreditasi. Akreditasi klinik adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan klinik yang diberikan kepada pasien. Klinik yang menerapkan surgical safety checklist secara konsisten akan mendapatkan skor yang lebih tinggi dalam penilaian akreditasi. Peran penerapan Surgical Safety Checklist sebagai salah satu indikator penilaian akreditasi klinik tertera pada BAB II Standar Akreditasi Klinik, yang berbicara mengenai Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

Berikut adalah beberapa tips untuk menerapkan Surgical Safety Checklist secara efektif:

  • Lakukan sosialisasi dan pelatihan kepada semua staf bedah.
  • Gunakan sistem digital (eClinic Leap!) untuk melacak kepatuhan terhadap penerapan Surgical Safety Checklist.

Lakukan audit secara berkala untuk memastikan bahwa Surgical Safety Checklist diterapkan secara konsisten.

https://www.who.int/teams/integrated-health-services/patient-safety/research/safe-surgery

- New Version -
eClinic Leap Logo
Let's Go Akreditasi Paripurna

eClinic leap didesain sesuai dengan standar persyaratan dokumen untuk akreditasi klinik paripurna!

Featured Post
Kembangkan Klinik Anda bersama kami.