Dalam sistem pelayanan kesehatan, penting untuk memahami manajemen risiko klinik. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas kinerja pelayanan kesehatan lewat prosedur yang dapat mengidentifikasi dan mencegah keadaan tertentu pada pasien.
eClinic sebagai mitra kerja Anda akan memberikan informasi mengenai apa itu manajemen risiko klinik. Baca selengkapnya untuk lebih memahami definisi hingga contohnya!
Definisi Manajemen Risiko Klinik
Manajemen risiko sendiri didefinisikan sebagai metode untuk mengidentifikasi, mengontrol, memonitor, dan minimalisasi semua aspek risiko dalam suatu bidang melalui siklus sehingga dapat terwujud sistem yang aman serta efektif.
Sedangkan manajemen risiko klinik merupakan sebuah proses terencana dan sistematik yang dilakukan untuk mencegah, menurunkan, serta mengendalikan kemungkinan kerugian akibat segala risiko yang ada dalam manajemen pasien.
Risiko klinik dapat berupa kesalahan, bahaya, musibah, ataupun potensi terjadinya hal-hal yang dapat merugikan pasien.
Tujuan Manajemen Risiko Klinik
Dalam menjaga kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien, manajemen risiko klinis merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa tujuan manajemen risiko klinik:
- Manajemen risiko pada klinik memiliki tujuan untuk meminimumkan terjadinya medical error, harms, dan adverse events pada pasien. Membuat pasien merasa lebih aman
- Meminimalkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang harus menjadi tanggungan institusi kesehatan atau mengurangi risiko kerugian finansial bagi Rumah sakit, klinik, maupun tenaga kesehatan.
4 Dasar atau Panduan Manajemen Risiko Klinik
Setelah mengetahui definisi dan tujuan dari manajemen risiko klinik, Anda juga perlu mengetahui dasar-dasar manajemen risikonya. Berikut adalah 4 dasar atau panduan manajemen risiko klinik:
Identifikasi Risiko
Langkah pertama dalam manajemen risiko adalah identifikasi risiko. Dilakukan dengan mengidentifikasi apa saja risiko yang dihadapi pasien. Meliputi apa saja keluhan pasien, klaim, incident report, hingga audit medik. Dengan memahami potensi ancaman, klinik dapat lebih siap menghadapi permasalahan yang mungkin timbul.
Penilaian Risiko
Panduan yang selanjutnya adalah penilaian risiko, yaitu menilai tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya risiko tersebut. Tahap ini membantu dalam menentukan prioritas penanganan serta alokasi sumber daya.
Pengendalian dan Mitigasi Risiko
Tahap pengendalian dan mitigasi risiko melibatkan penerapan tindakan preventif dan korektif. Dapat mencakup pelatihan staf, pembaruan SOP, hingga penggunaan teknologi terbaru. Dasar ini diterapkan untuk mengurangi kemungkinan dan dampak risiko, sehingga menciptakan lingkungan klinik yang lebih aman.
Monitoring dan Evaluasi
Langkah terakhir pada manajemen klinik risiko adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. 4 dasar yang terakhir ini memastikan bahwa langkah-langkah yang sebelumnya dilakukan berjalan secara efektif dan dapat diperbaiki apabila diperlukan.
Itu tadi informasi yang dapat kami sampaikan mengenai 4 dasar dan panduan manajemen risiko klinik. Salah satu contoh penerapan manajemen risiko klinik adalah penggunaan sistem informasi klinik seperti eClinic.
eClinic dapat membantu anda mengelola keamanan data pasien, pengelolaan rekam medis elektronik, otomatisasi proses administratif, pelacakan dan analisis kinerja, dan masih banyak fitur lainnya.
Coba gratis sekarang di sini dan rasakan manfaatnya untuk produktivitas klinik Anda!